Skip to main content

Istilah-Istilah Ekonomi Politik Kelas Buruh



Agitasi – Propaganda
(1)    “Seorang propagandis bekerja terutama dengan mengunakan kata-kata tertulis; seorang agitator bekerja dengan menggunakan kata-kata yang hidup” (Lenin).
(2)    “Bahwa seorang propagandis jika dia membahas misalnya, soal penganggurang itu juga harus menerangkan sifat kapitalis dari krisis, menunjukkan sebab-sebab mengapa krisis-krisis itu tak terhindarkan dalam msyarakat dewasa ini, melukiskan perlunya mengubah masyarakat ini menjadi masyarakat sosialis, dsbnya. Pendek kata, dia harus mengemukakan “banyak ide”, begitu banyak sehingga semua ide itu secara keseluruhan sekaligus akan dimengerti hanya oleh (relatif) beberapa orang saja. Akan tetapi seorang agitator yang berbicara tentang soal itu juga, akan mengambil sebagai contoh yang paling menyolok dan paling luas diketahui oleh para pendengarnya, misalnya, kematian karena kelaparan keluarga seorang penganggur, semakin meningkatnya kemelaratan, dsb, dan dengan menggunakan kematian ini, yang diketahui oleh semua orang tak ada kecualinya, akanmengarahkan segenap usahanya pada pengemukaan satu ide kepada “massa”, yaitu ide tentang kegilaan kontradiksi antara meningkatnya kekayaan dan meningkatnya kemiskinan; dia akan berusaha keras untuk membangkitkan ketidakpuasan dan kemarahan di kalangan massa terhadap ketidakadilan yang menyolok mata itu, dan menyerahkan penjelasan yang lebih lengkap tentang kontradiksi itu kepada propagandis” (Lenin).

Alienasi
Buruh terasing dari hasil kerjanya, dari proses produksi di mana mereka bekerja, terasing sebagai makhluk-spesies, dan terasing dari manusia lain.

Anarkisme
(1)    Anarkisme adalah sebuah ideologi politik yang melawan hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial).
(2)    “Seorang anarkis adalah persis seorang borjuis yang terbalik” (Lenin).
(3)    “Selama seorang percaya bahwa kemerdekaan akan tercapai dengan jalan "putch" atau anarkisme, hal itu hanyalah impian seorang yang lagi demam” (Tan Malaka)

Borjuis
(1)    Kaum borjuis adalah sebuah kelas sosial dari orang-orang yang dicirikan oleh kepemilikan modal; golongan atau orang yang sangat kaya;  berhubungan erat dengan institusi politik kekuasan dalam melanggengkan sistem masyarakat kapitalisme.
(2)    “Masyarakat borjuis modern yang timbul dari runtuhan masyarakat feodal tidak menghilangkan pertentangan-pertentangan kelas. Ia hanya menciptakan kelas-kelas baru, syarat-syarat penindasan baru, bentuk-bentuk perjuangan baru sebagai ganti yang lampau”(Karl Marx).
(3)    “Di dalam masyarakat borjuis, kerja yang hidup ini hanyalah suatu alat untuk memperbanyak kerja yang telah tertimbun” (Karl Marx).

Bernsteinisme
Bernsteinisme adalah trend oportunis dalam gerakan Sosial Demokrat internasional pada akhir abad 19. Paham tersebut mengambil nama dari seorang revisionis, Eduard Bernstein (1850-1932), pemimpin sayap kanan ekstrim partai Sosialis-Demokrat Jerman dan Internasional kedua. Bernstein menentang perjuangan revolusioner oleh kelas buruh dan diktator proletariat, menyerukan kolaborasi antara golongan proletar dan borjuis dan menggaungkan slogan: "Gerakan adalah segalanya, tujuan akhir bukan apa-apa", yang berarti mengganti perjuangan revolusioner untuk sosialisme dengan perjuangan untuk reformasi dalam kerangka negara borjuis. (Lenin)

Dialektika Materialis
(1)    “Dialektika bukanlah fiksi dan bukan pula mistisisme, melainkan sebuah pengetahuan mengenai bentuk pemikiran kita sejauh ia tidak dibatasi ke dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari, tetapi berusaha mencapai sebuah pengertian yang lebih rumit dan proses-proses yang mendesak untuk diperbincangkan” (Trotsky).
(2)    “Dialektika pemikiran, timbul dari dialektika alam, secara konsekuen memiliki sebuah karakter yang seluruhnya materialis” (Trotsky).
(3)    “Dialektika Materialis: Dialetika itu berdasarkan Hukum Gerakan Gerakan Benda sebenarnya dalam alam”; “Dialektika Materialisme: Pertentangan dalam pikiran ialah bayangan dalam otak kita, satu terjemahan dari pikiran kita, tentang pertentangan dalam Alam, pertentangan benda dalam Alam ini, disebabkan pertentangan dasarnya. Dasarnya itu ialah gerakan”; “Hal ini juga dikeraskan oleh Marx dengan kalimat lain pada tempat lain. Dua kalimat yang masyhur dalam kalangan Dialektika berbunyi: Susunan Ekonomi menimbulkan Susunan Undang dan Politik, serta Susunan Undang dan Politik berpengaruh pasti pada Tata Kodrat Jiwa Manusia sebagai Mahluk Masyarakat.” (Tan Malaka).

Diktator
(1)    “Perjuangan kelas tentulah menuju kepada terwujudnya kediktatoran proletariat, dan bahwa kediktatoran ini sendiri hanyalah merupakan peralihan menuju kepada penghapusan semua kelas-kelas dan menuju kepada suatu masyarakat tanpa kelas” (Karl Marx).
(2)    Kekuasaan dengan kekerasan dari satu kelas atas kelas lainnya. Dinegeri-negeri kapitalis kita mengenal diktator yang diselubungi demokrasi kapitalis. Diktator proletar adalah dictator yang terang-terangan daripada proletariat atas golongan kecil penghisap (borjuis). Perkataan diktator tersebut tidak mempunyai sangkut-paut dengan kekuasaan satu orang atau satu klik kecil atau partai.

Ekonomi Politik
(1)    “Ilmu tentang sistem-sistem produksi sosial yang sedang berkembang menurut sejarah. Studi tentang hubungan-hubungan produksi didalam masyarakat tertentu yang ditentukan oleh sejarah, asal-mulanya, perkembanganya, dan keruntuhannya” (Lenin).
(2)    “Ekonomi Politik, dalam arti yang seluas-luasnya, adalah ilmu tentang hukum-hukum yang menguasai produksi dan pertukaran keperluan-keperluan hidup materiil didalam masyarakat manusia” (Engels).

Imperalisme
(1)    “Imperialisme sebagai sebuah tahapan khusus dari kapitalisme” (Lenin).
(2)    “Bila kita harus memberikan imperialisme sebuah definisi yang paling singkat, kita dapat mengatakan bahwa imperialisme adalah tahapan monopoli dari kapitalisme” (Lenin)
(3)    “Imperialisme adalah kapitalisme pada tahap perkembangan dimana dominasi monopoli dan kapital finansial telah menjadi kenyataan, dimana ekspor kapital telah menjadi sangat penting; dimana pembagian dunia di antara sindikat-sindikat internasional telah dimulai; dimana pembagian teritori-teritori dunia di antara kekuatan-kekuatan kapitalis terbesar telah selesai (Lenin).
(4)    “Kita harus memberikan imperialisme sebuah definisi yang akan mengikutsertakan lima fitur utama seperti berikut ini: (1) Konsentrasi produksi dan kapital telah berkembang ke sebuah tahapan yang begitu tinggi sehingga menciptakan monopoli-monopoli yang memainkan sebuah peran menentukan di dalam kehidupan ekonomi; (2) Merger antara kapital perbankan dan kapital industrial, dan pembentukan, berdasarkan “kapital finansial” ini, sebuah oligarki finansial; (3) Ekspor kapital, yang berbeda dari ekspor komoditas, menjadi jauh lebih penting; (4) Pembentukan asosiasi-asosiasi monopoli kapitalis internasional yang membagi dunia di antara diri mereka sendiri, dan (5) pembagian teritorial dari seluruh dunia oleh kekuatan-kekuatan kapitalis terbesar telah selesai.” (Lenin)

Kapitalisme
(1)    “Kapital adalah kerja mati, yang seperti vampire hanya hidup dengan menghisap kerja hidup, dan semakin hidup semakin banyak ia menghisap kerja” (Karl Marx).
(2)    “Kapital adalah suatu hubungan produksi social yang ditentukan menurut sejarah, yang istimewa” (Lenin).
(3)    “Kaum kapitalis memiliki dan mengontrol alat produksi dan subsistensi, sementara kaum proletar tak memiliki apa-apa kecuali tenaga kerja yang ada pada mereka, yang dijual kepada kelas kapitalis” (Doug Lorimer)
(4)    “Dalam corak produksi kapitalis, kapital mengambil alat produksi dan mempenetrasi secara langsung kedalam produksi itu sendiri” (Ernest Mandel).
(5)    Kapitalisme adalah sebuah system produksi komoditi (dagangan), dimana alat-alat produksi dimiliki oleh para pemilik modal (kapitalis), sementara buruh yang tidak memiliki apa-apa selain tenaganya, menjual tenaganya kepada pemilik modal.

Kapital Konstan
(1)               “Modal yang diinvestasikan dalam alat-alat kerja oleh karenanya tidak mengubah besaran nilainya di dalam proses produksi” (Karl Marx).
(2)              “Modal itu konstan hanya dalam hubungannya dengan proses proses yang tertentu secara khusus, di mana ia tidak berubah; ia kadang-kadang dapat terdiri atas lebih banyak, kadang-kadang atas lebih sedikit alat-alat kerja, dan alat-alat kerja yang dibeli dapat naik atau jatuh nilainya, tetapi itu tidak mempengaruhi hubungan mereka dengan proses produksi” (Karl Marx).

Kapital Variabel
(1)               “Modal variabel sebagai pernyataan dalam uang dari semua tenaga kerja yang dipekerjakan serentak oleh seorang kapitalis, jumlah-total niilai-lebih yang diproduksi oleh tenaga-kerja itu didapatkan dengan menggandakan modal variabel itu dengan tingkat nilai-lebih; dengan kata-kata lain, ia ditentukan oleh proporsi antara jumlah tenaga-kerja yang serentak dipekerjakan, dan derajat eksploitasi itu” (Karl Marx).
(2)              “Modal variabel, yaitu yang tidak hanya direproduksi, tetapi adalah –sekaligus– sumber langsung dari nilai-lebih – porsi yang diinvestasikan di dalam pembelian tenaga-kerja, dalam upah-upah” (Karl Marx).

Negara
(1)               "Negara, dengan demikian, adalah sama sekali bukan merupakan kekuatan yang dipaksakan dari luar kepada masyarakat, sebagai suatu sesempit 'realitas ide moral', 'bayangan dan realitas akal' sebagaimana ditegaskan oleh Hegel. Malahan, negara adalah produk masyarakat pada tingkat perkembangan tertentu; negara adalah pengakuan bahwa masyarakat ini terlibat dalam kontrakdisi yang tak terpecahkan dengan dirinya sendiri, bahwa ia telah terpecah menjadi segi-segi yang berlawanan yang tak terdamaikan dan ia tidak berdaya melepaskan diri dari keadaan demikian itu” (Engels).
(2)              Negara adalah produk dan manifestasi dari tak terdamaikannya antagonisme-antagonisme kelas. Negara timbul ketika, di mana dan untuk perpanjangan terjadinya antagonisme-antagonisme kelas secara obyektif tidak dapat didamaikan. Dan sebaliknya, eksistensi negara membuktikan bahwa antagonisme-antagonisme kelas adalah tak terdamaikan (Lenin).

Nilai Lebih
(1)    “Semua nilai lebih, tanpa menghiraukan bagaimana itu dibagi, sebagian laba si kapitalis, sewa tanah, pajak-pajak, dsb., adalah kerja yang tidak dibayar” (Karl Marx).
(2)    “Menjadi kepentingan si kapitalis untuk menjadikan hari-kerja itu sepanjang/ selama mungkin. Semakin panjang hari-kerja itu, semakin banyak nilai lebih diproduksi” (Engels).

Proudhonisme
Proudhonisme adalah sebuah aliran yang namanya berasal dari nama Pierre Joseph Proudhon (1809-1865), seorang sosialis borjuis kecil dan anarkis Perancis. Meskipun tajam mengkritik masyarakat kapitalis, Proudhon gagal memahami bahwa satu-satunya jalan untuk mengakhiri kemiskinan, ketidaksamaan, penghisapan dan kebusukan-kebusukan hubungan kapitalis lainnya adalah dengan menghapuskan hubungan itu. Blanquisme adalah sebuah trend dalam gerakan sosialis Perancis yang diwakili oleh tokoh revolusioner terkemuka dan eksponen komunisme utopia: Louise Auguste Blanqui (1805-1881). Menurut Lenin, kaum Blanquis "mengharapkan umat manusia akan dibebaskan dari perbudakan upah, tidak melalui perjuangan kelas tetapi melalui suatu persekongkolan yang ditumbuhkan oleh sekelompok kecil intelektual." (Lenin)

Proletariat
(1)    “Proletariat, kelas buruh modern, telah berkembang - suatu kelas kaum pekerja yang hanya hidup selama mereka mendapat pekerjaan, dan hanya mendapat pekerjaan selama kerja mereka memperbesar kapital” (Marx-Engels).
(2)    “Tetapi tidak saja borjuasi itu menempa senjata-senjata yang mendatangkan mautnya sendiri; ia juga telah melahirkan manusia-manusia yang akan menggunakan senjata-senjata itu - kelas buruh modern - kaum proletar” (Marx-Engels).
(3)    “Terorganisasinya kaum proletar menjadi kelas ini, dan dengan sendirinya menjadi partai politik, senantiasa dirusak kembali oleh persaingan di antara kaum buruh sendiri. Tetapi ia selalu bangun kembali, lebih kuat, lebih teguh, lebih perkasa” (Marx-Engels).
Revolusi
(1)    “Dalam melukiskan fase-fase yang paling umum dari perkembangan proletariat, kita turuti jejak peperangan dalam negeri, yang lebih atau kurang tersembunyi yang bergolak di dalam masyarakat yang ada, sampai pada titik di mana peperangan itu meletus menjadi revolusi terang-terangan, dan di mana penggulingan borjuasi dengan kekerasan meletakkan landasan bagi kekuasaan proletariat” (Marx-Engels).
(2)    “Revolusi Komunis (proletar, red.) adalah pemutusan yang paling radikal dengan hubungan-hubungan milik yang tradisionil; tidaklah mengherankan bahwa perkembangannya membawa serta pemutusan yang paling radikal dengan pikiran-pikiran yang tradisionil” (Marx-Engels).
(3)    “Telah kita lihat di atas, bahwa langkah pertama dalam revolusi kelas buruh, adalah mengangkat proletariat pada kedudukan kelas yang berkuasa, memenangkan perjuangan demokrasi” (Marx-Engels).

Tenaga Kerja
(1)    “Jadi, tenaga kerja adalah barang dagangan yang oleh pemiliknya, buruh-upahan, dijual kepada kapital. Mengapa ia menjualnya? Untuk dapat hidup” (Karl Marx).
(2)    “Karena itu, si kapitalis tampaknya membeli kerja mereka dengan uang. Mereka menjual kerjanya kepada kapitalis untuk uang. Tapi ini hanya nampaknya saja. Dalam kenyataannya apa yang mereka jual kepada si kapitalis untuk uang adalah tenagakerja mereka. Kapitalis membeli tenaga kerja ini untuk sehari, seminggu, sebulan dst” (Karl Marx).
(3)    “Oleh karena itu, buruh sesungguhnya telah menukar barang dagangannya, tenaga kerja, dengan barang-dagangan lain yang segala macam dan itu pun dalam perbandingan tertentu” (Karl Marx).

Upah
(1)    “Oleh karena itu, upah bukan andil si buruh dalam barang-dagangan yang dihasilkannya. Upah adalah sebagaian dari barangdagangan-barangdagangan yang telah ada, dengan mana si kapitalis membeli untuk dirinya sendiri sejumlah tertentu tenaga kerja yang produktif” (Karl Marx).
(2)    “Sehingga upah-upah Kerja dibayar dari kerja, Dan si pekerja dibayar dari hasil (kerja)-nya sendiri. Menurut yang dapat kita sebut kelayakan umum, upah-upah pekerja semestinya terdiri atas produk (hasil) kerjanya sendiri” (Engels).

Comments

Popular posts from this blog

Paradigma Pemikiran Ali Syariati

Ali Syariati sebagai intelektual sekaligus ideolog Iran ternyata memiliki banyak paradigma dalam menyusun pemikirannya. Pemikiran Syariati cenderung mengarah eklektisisme, tidak mentah-mentah mengambil pemikiran tanpa melakukan seleksi secara kritis. Selama tinggal di Paris, Ali Syariati bertemu dengan banyak orang yang mempengaruhi persepsinya mengenai kehidupan dan cara pandang dunia: dari militan, filsuf, akademisi, artis, penyair, musisi dan bahkan penjaga toko. Dengan sikap eklektiknya mampu memahami Iman Ali, Imam Hussain, Abu Dzar, Jean Paul Sartre, Frantz Fenon, massignon dan Karl Marx. Oleh karena itu, Syariati sering dikatakan banyak wajah, yang pada gilirannya membuat orang keliru memahaminya. Ali Syariati dalam kepribadiannya memiliki tiga karakter yang berbeda. Pertama, Ali Syariati seorang sosiolog yang tertarik pada dialektika antara teori dan praktik; antara ide dengan kekuatan-kekuatan sosial; antara kesadaran dan eksistensi kemanusiaan. Kedua, Ali Syariati seora...