1.
Pengggerutuan dikalangan Buruh merata.
Pengggerutuan tersebut kian hari kian meningkat. Dalam jumlah penggerutuan
Buruh ini terpendam kekuatan Revolusioner ke arah masyarakat baru. Ihctiar
untuk menyalurkan penggerutuan Buruh tersebut hingga dapat diperoleh kekuatan
Revolusioner itu perlu di jalankan. Sebagai langkah pertama, Buruh yang banyak
menggerutu itu perlu dihimpun dalam suatu organisasi yang banyak dikenal
sebagai Sarekat Buruh. Demikianlah dimana-mana tumbuh Sarekat-Sarekat Buruh
sebagai jamur di musim hujan.
2.
Sudahlah diketahui, bahwa Sarekat-sarekat
Buruh dibangun bukanlah sebagai tujuan, melainkan semata-mata sebagai salah
satu alat penggali kekuatan Revolusioner kearah masyarakat baru. Begitulah
soalnya bukan hanya asal membangun Sarekat-sareka tBuruh, tetapi soalnya ialah
membangun dan memimpin Sarekat-sarekat Buruh itu selanjutnya. Patut dijaga,
bahwa arah, sikap dan haluan Sarekat-sarekat Buruh tersebut benar-benar
bergerak dan digerakkan kearah masyarakat baru. Sungguh merupakan penyakit yang
menular dan membahayakan, bila ada kawan yang bersikap gemar membangun
Sarekat-sarekat Buruh tetapi bersikap malas, ceroboh dan gegabah melantarkan
pemeliharaan mutlak daripada Sarekat-sarekat Buruh yang sudah sekali di bangun
itu.
II.
UKURAN TANGGUNG JAWAB DALAM REVOLUSI.
Disinilah terasa, betapa sedikitnya
tenaga-tenaga kita yang benar-benar dapat dipertanggung-jawabkan. Tetapi
kekurangan tenaga-tenaga pimpinan tidaklah boleh dijadikan alasan untuk
menahan-nahan pertumbuhan dari bawah. Malahan kekurangan tenaga ini hendaklah
menjadi cambuk bagi kita semuanya untuk bersikap lebih giat mempergunakan
segala keuletan yang ada pada kita guna menampung dan menyaring
pertumbuhan-pertumbuhan yang timbul “sebagai umbul” dari bawah. Dibawah debu
dan sampah penindasan dan pemerasan, dalam ruang kemelaratan dan suasana
penggerutuan Buruh, disanalah terpendam calon-calon kader dan pemimpin Buruh.
Kegiatan, keuletan, keichlasan dan kejujuran daripada tenaga-tenaga
Revolusioner (yang masih terbatas itu) dalam membuka saluran untuk meningkatkan
calon-calon kader dan pimpinan Buruh yang masih terpendam patut di junjung
tinggi sebagai ukuran tanggunng jawab dalam Revolusi.
III.
VAKSENTRAL.
Dalam keadaan seperti dilaporkan diatas
perlu di fikirkan ichtiar untuk memimpin Sarekat-sarekat Buruh
sebanyak-banyaknya dengan tenaga pimpinan yang sudah diakui amat terbatas itu.
Jarak antara Sarekat-sarekat Buruh dan tenaga-tenaga pimpinan Sarekat-sarekat
Buruh perlu diperdekat dengan jalan pemusatan. Begitulah diperoleh bentuk
organisasi yang lazim disebut Vaksentral. Lebih jauh Vaksentral ini merupakan
medan persesuaian ichtiar daripada pada tenaga-tenaga pimpinan Sarekat Buruh.
Demikianlah lambat laun Vaksentral dapat meningkat dan ditingkatkan menjadi
pemusatan aksi. Jelasnya Vaksentral adalah:
a. Pemusatan daripada Massa Buruh
disegala lapangan.
b. Pemusatan dari pada pimpinan
Sarekat-sarekat Buruh.
c. Pemusatan dari pada aksi
Sarekat-sarekat Buruh.
Tiga
macam pemusatan yang ada pada Vaksentral itu langsung atau tidak langsung
menjadi dan dijadikan suatu medan latihan dan saringan kader-kader dan
calon-calon kader, pimpinan serta calon-calon pimpinan kasta Buruh. Demikianlah
Vaksentral pun menjadi dan dijadikan alat penambahan kader dan pimpinan kasta
Buruh. Ada faedahnya bila disajikan ke pasar lebih jauh mengenai masing-masing
titik sekitar Vaksentral itu.
IV.
VAKSENTRAL SEBAGAI PEMUSATAN MASSA BURUH.
1.
Perlu diperingatkan, bahwa Vaksentral itu
adalah himpunan sarekat-sarekat Buruh. Begitulah pangkalan Massa Vaksentral ada
pada Sarekat Buruh. Dari sudut ini pemusatan Massa dalam Vaksentral perlu
ditafsirkan sebagai jembatan pertemuan antara Massa Sarekat Buruh yang satu
dengan Sarekat Buruh yang lain. Pertemuan ini hanya mungkin bila
Sarekat-sarekat Buruh yang tergabung dalam Vaksentral itu benar-benar
menginsyafi betapa pentingnya pertemuan Massa Buruh disegala lapangan yang
lambat laun dapat disalurkan sebagai pemusatan tenaga Massa yang teratur.
Keinsyafan tersebut dapatlah diharapkan daripada masing-masing Sarekat Buruh
bila Sarekat-sarekat Buruh benar-benar menjalankan tugas sejarahnya ialah
berjuang untuk lingkungan sekerja yang tiadalah dapat dipisahkan dari pada perjuangan kasta Buruh umumnya,
malahan dalam tingkatan terakhir akan dirasakan pula bahwa dengan tiada
kekuatan kasta Buruh seutuhnya, tuntutan selingkungan dapatlah dianggap sepi
sebagai angin lalu belaka. Jelasnya dengan tiada kesadaran daripada Sarekat-sarekat
Buruh masing-masing untuk menghubungkan Massanya lewat Vaksentral tiadalah
mungkin Vaksentral benar-benar menjadi pemusatan Massa Buruh.
2.
Tidak ada penyakit yang lebih besar yang
dapat menyerang Vaksentral daripada sikap Sarekat Buruh yang menyembungikan
Massanya masing-masing kepada Vaksentralnya sendiri. Sikap tersebut berakibat
mengisoliir Vaksentral dari pada Massa Buruh yang sama halnya dengan
melumpuhkan Vaksentral dari dalam. Padahal sudahlah diketahui oleh
masing-masing Sarekat Buruh, bahwa Vaksentral dibangun bukan untuk melemahkan
kasta Buruh, melainkan untuk menambah kekuatan kasta Buruh. Dan sikap dari
Sarekat Buruh yang langsung atau tidak langsung melemahkan Vaksentralnya
sendiri sesungguhnya tiada lain hanya melemahkan kekuatan kasta Buruh, kasta
mana yang menurut keyakinan patut menjadi sasaran pembelaan itu.
3.
Sungguh menyedihkan sikap Sarekat-sarekat
yang dalam kongres berebut jumlah suara dengan “menyulap” jumlah anggota
sebesar-besarnya, padahal pada waktu pemungutan kontribusi (iuaran) banyak
Sarekat-sarekat Buruh yang bersikap sebaliknya dengan menunjukkan jumlah
anggota yang sekecil-kecilnya. Malahan ada yang berterang-terangan menolak
memberikan daftar atau jumlah anggota, karena khawatir dengan itu dapatlah
diketahui oleh Vaksentral kekuatan dari pada Sarekat Buruh yang bersangkutan.
Korupsi atau kecurigaan semacam itu sungguh memukul kasta Buruh sendiri.
Vaksentral dibangun dengan keyakinan dapatlah menambah kekuatan kasta Buruh,
padahal korupsi atau kecurigaan semaam itu yang sengaja di tunjukkan kepada
Vaksentralnya sendiri, semata-mata hanya melumpuhkan kasta Buruh.
4.
Main
sulap lebih dan main sulap kurang, karena pada dasarnya mencurigai Vaksentral
yang dibentuknya sendiri itu dapat menimbulkan bahaya yang kerapkali tidak terduga.
Laporan palsu mudah menimbulkan bahaya yang kerapkali tidak terduga. Laporan
palsu mudah menimbulkan salah ukur yang berbahaya. Karena laporan palsu
Vaksentral dapat terjebak dalam opportunisme dan advontur** yang yang merugikan
kasta Buruh. Jangan menipu diri sendiri.
5.
Sebagai pemusatan Massa Buruh dari segala
lapangan Vaksentral perlu memiliki bahan-bahan laporan yang kongkrit. Laporan
sulapan patut dihindari. Dibutuhkan bahan-bahan yang jelas mengenai keadaan
atau organisasi Sarekat Buruh yang sebenarnya. Tingkatan kesanggupan Massa
Buruh perlu diketahui dengan pasti oleh Vaksentral dari masing-masing Sarekat
Buruh yang tergabung dalam Vaksentral. Bahan-bahan yang disajikan hendaklah benar-benar
merupakah bahan kasta. Bahan-bahan perseorangan patutlah dihindari. Pedoman
bahwa Buruh bergerak sebagai kasta, tidak sebagai orang patut dilaksanakan
dalam praktek. Karena kekurangan laporan kasta, mudah pengurus Vaksentral
tenggelam dalam angan-angannya sendiri, angan-angan perseorangan yang kurang
malahan mungkin tidak ada hubungannya sama sekali dengan kenyataan yang ada
berlaku dalam masyarakat.
6.
a. Adanya SOBSI setuju dengan Linggarjati dan Renville itu adalah
sulapan angan-angan perseorangannya yang berkesempatan dan diberi kesempatan
merajalela dalam SOBSI, karena SOBSI sengaja atau tidak sengaja menghindari
perundingan dengan Massa Buruh.
b. Adanya Harjono almarhum, ketua SOBSI
dengan semangat menyala-nyala memihak kepada “MADIUN” dengan membawa nama
SOBSI, tetapi tiada beserta Massa SOBSI sesungguhnya adalah satu bukti tidak
mengertinya Harjono dewasa itu mengenai tingkatan kesanggupan Massa Buruh dalam
kalangan SOBSI.
C. adanya SOBSI main paksa kepada Buruh
untuk mengakui Amir Sjarifuddin yang banyak menghianati Buruh itu sebagai
pahlawan Buruh, adalah suatu kechilafan besar yang timbul karena sikap
menenggelamkan diri dalam angan-angan pengurus, angan-angan perseorangannya
yang justru tidaklah dapat diterima oleh kaum Buruh.
7.
Jelaslah sudah dengan tiga contoh diatas
dapatlah diketahui betapa beratnya sebagai Vaksentral penyakit main-main sulap
kurang atau sulap lebih, main beres, model ditangan saja, jual-beli anak kita,
dll. Sesungguhnya permintaan bahan aneka-warna yang diajukan oleh Vaksentral
kepada Serikat-serikat Buruh, anggota Vaksentral, patut dilayani sebagai mana
mestinya, karena bahan-bahan tersebut benar-benar menjadi lantai sepanjang
sikap dan haluan Vaksentral yang bergerak dan digerakkkan dengan kekuatan yang
berlipat sebagai jumlah kekuatan Sarekat Buruh kearah masyarakat baru.
8.
Pokoknya keadaan Vaksentral tak ada ubahnya
dengan Sarekat Buruh. Vaksentral ada atau ditiadakan, Vaksentral berdiri atau
tidak berdiri. Dan sekali berdiri atau didirikan Vaksentral itu benar-benar
merupakan jaminan bahwa Vaksentral tersebut benar-benar bergerak dan digerakkan
kearah masyarakat baru. Sungguh merupakan penyakit yang menular dan
membahayakan, bila ada Sarekat Buruh yang bersikap gemar membangun Vaksentral
tetapi bersikap malas, ceroboh dan gegabah melantarkan pemeliharaan mutlak dari
pada Vaksentral yang sudah sekali dibangun itu.
V.
VAKSENTRAL SEBAGAI PEMUSATAN PIMPINAN
SAREKAT-SAREKAT BURUH.
1.
Keadaan masyarakat sekarang begitu rupa,
hingga kecerdasan dan ketegasan kasta Buruh belum lagi merata. Kenyataan ini
sudahlah sama-sama diketahui dan kita rasakan bersama. Gampangnya saja dapatlah
kita ambil contoh keadaan Buruh pemerintah. Buruh pemerintah kecerdasannya
patut dibanggakan. Boleh dikatakan tidaklah ada buta-huruf dikalangan Buruh
pemerintah. Tetapi ketegasan daripada kasta Buruh pemerintah jauh dari pada
sempurna. Malahan ketegasan kasta dari pada Buruh pemerintah pada umumnya
amatlah mengecewakan adanya. Sebaliknya Buruh pabrik, tambang, perkebunan, dll
kecerdasannya tidaklah seperti Buruh pemerintah. Banyak diantara Buruh ini yang
buta-huruf, tetapi walaupun buta-huruf mereka tidak buta kasta. Ketegasan kasta
mereka jauh lebih tinggi dari pada ketegasan kasta Buruh pemerintah.
2.
Adapun yang kita butuhkan dalam pimpinan
kasta Buruh ialah kecerdasan dan ketegasan kasta. Dimana kecerdasan dan
ketegasan kasta itu berkumpul, disanalah kita dapat membanggakan adanya
kesadaran kasta. Inilah yang belum banyak terdapat diantara kita. Barisan
pimpinan kasta Buruh Indonesia masih tipis sekali. Begitulah tenaga-tenaga
pimpinan kasta Buruh belumlah dapat cukup terbagi rata dikalangan
Sarekat-sarekat Buruh. Ada Sarekat-sarekat Buruh yang beruntung memiliki jumlah
tenaga pimpinan yang agak menggembirakan sedangkan ada pula Sarekat Buruh yang
banyak mengeluh karena merasa tidak mempunyai pimpinan yang cakap.
3.
Bila diatas sudah dikemukakan perlunya ada
keinsyafan dari Sarekat-sarekat Buruh anggota Vaksentral untuk menghubungkan
Massanya dengan lain-lain Massa Buruh dalam lingkungan Vaksentral, maka
keinsyafan dari Sarekat-sarekat Buruh itu pula dibutuhkan untuk tidak
merahasiakan dan memonopoli tenaga-tenaganya yang cakap. Sarekat-sarekat Buruh
anggota Vaksentral harus memberi kesempatan kepada sebagian tenaga-tenaganya
yang cakap untuk memimpin Sarekat-sarekat Buruh lain dengan perantaraan
Vaksentral. Begitulah dapat dituup sekedar kekurangan tenaga pimpinan yang ada.
4.
Sudah tentu bukanlah maksud kita untuk
memeras tenaga pimpinan yang terbatas itu terus-menerus sampai tidak dapat
diperas lagi. Kita bekerja dengan kelanjutan yang tertentu. Kita tidak bekerja
sekali pukul. Demikianlah Vaksentral sebagai pemusatan tenaga pimpinan Sarekat
Buruh perlu mencari dan mempergunakan kesempatan untuk menambah tenaga Sarekat
Buruh. Calon-calon kader dan pimpinan Buruh patut dicari dari kalangan
Sarekat-sarekat Buruh anggota Vaksentral.
5.
Masing-masing Sarekat Buruh hendaknyalah
membagi anggotanya dalam lima golongan:
a.
Tenaga-tenaga Pokok.
Tenaga-tenaga ini banyak inisiatif
(ichtiar) serta cukup memiliki kegiatan bekerja.
b.
Tenaga-tenaga Pembantu.
Tenaga-tenaga ini kurang inisiatifnya,
tetapi cukuplah ada kegiatan bekerja dan rajin minta tugas yang tertentu.
c.
Tenaga setengan pembantu.
Tenaga-tenaga ini kurang inisiatifnya tidak
pula rajin minta tugas, tetapi selalu bersikap solider, bilamana menerima
instruksi yang tertentu.
d.
Tenaga-tenaga biasa.
Tenaga-tenaga ini kurang inisiatif, tidak
begitu ringan tenaga dan gerak-geriknya masih dalam tingkatan masa bodoh.
e.
Tenaga tanda-tanya.
Tenaga-tenaga ini perlu diselidiki lebih jauh untuk
apakah sebenarnya ia masuk Serikat Buruh. Gerak-geriknya lebih banyak
mengacaukan daripada pada membawa perbaikan organisasi Serikat Buruh. Kewajiban
Vaksentral ialah meningkatkan masing-masing golongan yang kiranya masih dapat
menerima perbaikan itu. Demikianlah Vaksentral dapat melakukan tugasnya menambah
barisan kader dan pimpinan Serikat Buruh.
6.
Tak mengherankan, bila Sarekat-sarekat
Buruh yang memiliki lebih banyak tenaga-tenaga kader dan pimpinan itu dalam
Vaksentral menjadi anggota terkemuka dan pekerjaan Vaksentral pada permulaan
sudah barang tentu berpusat kepada anggota Vaksentral tersebut. Tanggung-jawab
yang berat sudah barang tentu tidaklah patut ditolak sebagai beban, melainkan
harus diterima sebagai tugas kehormatan.
VI.
VAKSENTRAL SEBAGAI PEMUSATAN AKSI.
1.
Vaksentral sebagai pemusatan Massa dan
pimpinan Sarekat Buruh sudahlah barang tentu bertugas menjalankan pemusatan
aksi Sarekat Buruh. Makin berpusat aksi
Serikat Buruh itu, makin teratur aksi tersebut makin berbahayalah bagi lawan
kasta Buruh. Maka tiadalah bahaya yang lebih ditakuti oleh modal dan para
pembantunya dari pada pemusatan aksi Serikat-serikat Buruh itu. Dengan
jalan pemusatan, aksi Sarekat-sarekat Buruh dapatlah dibagi dalam beberapa
tingkatan:
a.
Aksi dalam suatu perusahaan (pabrik).
b.
Aksi dalam satu lapangan perusahaan yang
sejenis.
c.
Aksi dalam lapangan perusahaan yang
sesifat.
d.
Aksi umum.
2.
Pemusatan aksi ini harus dilaksanakan
dengan penuh kebijaksanaan. Timbal-
balik antara fikiran pimpinan dan kesanggupan tenaga Massa harus benar-benar
diperhitungkan. Pemusatan fikiran pimpinan yang semata-mata tiada disertai
pemusatan tenaga Massa tidaklah cukup. Pemusatan semacam itu sama halnya dengan
pemusatan aksi zonder aksi alias bukan aksi. Demikianlah pemusatan yang digalang itu hendaknya tetap bergerak diatas dasar
demokrasi yang benar-benar meninjau suara dan kesanggupan dari bawah. Disinilah
terasa, betapa pentingnya pemusatan yang demokratis itu.
3.
Dalam tiap-tiap aksi perlu difikirkan:
a.
Tuntutan yang tepat dan jelas dari pada
aksi.
b.
Waktu yang tepat untuk beraksi.
c.
Cara yang tepat untuk menjalankan aksi.
VII.
VAKSENTRAL MENJADIKAN BAHAN TENAGA BAGI
PARTAI KASTA BURUH.
Dalamm
ichtiar pemusatan Massa, pimpinan dan aksi, Vaksentral serta Sarekat-sarekat
Buruh akan beroleh pengalaman, bahwa tenaga-tenaga pimpinan dalam
Sarekat-sarekat Buruh dan Vaksentral itu tidaklah cukup bertemu dan mencari
persesuaian dalam Sarekat Buruh dan Vaksentral. Hubungan para pimpinan Sarekat
Buruh dan Vaksentral tersebut harus meningkat dan ditingkatkan dalam bentuk
yang lebih erat dan lebih tinggi, hingga lebih lancarlah gerak langkah
pemusatan dalam Vaksentral. Bentuk pemusatan pimpinan yang lebih tinggi yang
dimaksud tiada lain dari pada Partai kasta Buruh. Jelaslah! Setelah cukup terlatih dan tersaring dalam Sarekat Buruh dan
Vaksentral tenaga-tenaga pokok yang paling maju dapat meningkat dan
ditingkatkan menjadi anggota Partai kasta Buruh.
VIII.
Jalan Vaksentral perlu ditempuh. Dalam
tingkat perjuangan sekarang, dimana kegentingan nasional dan internasional
sudah jauh meningkat, dimana benar-benar dibutuhkan pemusatan Massa, pimpinan
dan aksi, sudahlah tentu sikap non-Vaksentral tidaklah mungkin dapat dibenarkan.
Sikap non-Vaksentral berarti memisahkan diri dan menyendiri (sektaris).
1.
Bila Sarekat Buruh tersebut lemah, maka
sikap memisahkan diri dan menyendiri itu, berarti merugikan Sarekat Buruh itu
sendiri, karena sikap tersebut tiada lain dari pada menolak bantuan dan
pimpinan Sarekat Buruh lain.
2.
Sarekat Buruh tersebut kuat, maka sikap
memisahkan diri dan menyendiri itu berarti merugikan kasta Buruh karena sikap
tersebut sama halnya dengan menolak member bantuan dan pimpinan kepada
Sarekat-sarekat Buruh lain.
IX.
SUSUNAN HORIZONTAL DALAM VAKSENTRAL.
Vaksentral membuka perhubungan yang luas
antara Sarekat Buruh. Bukankah ditiap kabupaten disusun cabang Vaksentral?
Dalam cabang Vaksentral tersebut bertemu dan diketemukan Sarekat-sareka Buruh
dari macam-macam jenis perusahaan. Susunan dimana pelbagai Sarekat-sarekat
Buruh dapat berhubungan dan dihubungkan itu, lazim disebut susunan horizontal.
Dalam susunan horizontal ini dapatlah ketemu dan diketemukan Sarekat-sarekat
Buruh yang sejenis dalam satu kabupaten dan lain kabupaten. Begitulah dalam
Vaksentral didapat jalan untuk menyusun Sarekat-sarekat Buruh yang sejenis
dalam susunan yang merupakan kesatuan dari bawah sampai keatas dengan pusat
yang tertentu. Demikianlah susunan horizontal itu dapatlah dijadikan saluran
untuk menggalang kesatuan Sarekat Buruh yang lazim disebut Sarekat Buruh
Vertikal. Semuanya ini sudah barang tentu akan membawa perbaikan dalam
organisasi Buruh.
Catatan:
*Ibnu
Parna: anggota Comite Pusat ACOMMA
**Advontur:
“petualang”
Comments
Post a Comment