Skip to main content

"Janji Kita"


Jika kau disini, engkau akan paham, atau sedikit mengerti apa yang kulakukan. Sudah ku jelaskan semuanya padamu. Saya tak melanggar janji kita. Dan yang saya lakukan adalah mencicil sedikit demi sedikit agar janji kita terwujud.

Saya sangat sadar dengan apa yang ku lakukan. Bukan, bukan karna saya mengikuti arus. Saya masih memiliki keyakinan, janji kita kan terwujud suatu saat nanti.

Ya, saya sadar dengan sesadar-sadarnya. Semuanya demi janji kita. Dan saya tidak berdusta. 

Jalan memang tak selalu lurus, dan engkau harus pahami itu. Kadang ada aral yang merintang. Kita hidup tak sendiri! Dan kadang harus berbagi.

Sayang, sayang tak boleh egois. Saya, engkau dan mereka pun punya masa depan yang sama.

Namun jika rasa benci sudah menguasai, kebijaksanaan telah sirna dan tak ada lagi rasa percaya. Maka senantiasa salah lah saya di dihadapan mu. Dan akhirnya kita pula yang jatuh remuk redam.

Sayang, saya tidak membebek atau apalah apalah itu. Saya hanya mencicil agar janji kita dapat terwujud.

Jangan lah engkau umbar kemarahanmu. Jangan lah kau ajak yang lainnya turut menghakimi ku. 

Dan marilah kita bicara. Mari besama kita wujudkan janji yang terucap. Hilangkan amarah dengan cinta, dengan cinta.

Comments

Popular posts from this blog

Paradigma Pemikiran Ali Syariati

Ali Syariati sebagai intelektual sekaligus ideolog Iran ternyata memiliki banyak paradigma dalam menyusun pemikirannya. Pemikiran Syariati cenderung mengarah eklektisisme, tidak mentah-mentah mengambil pemikiran tanpa melakukan seleksi secara kritis. Selama tinggal di Paris, Ali Syariati bertemu dengan banyak orang yang mempengaruhi persepsinya mengenai kehidupan dan cara pandang dunia: dari militan, filsuf, akademisi, artis, penyair, musisi dan bahkan penjaga toko. Dengan sikap eklektiknya mampu memahami Iman Ali, Imam Hussain, Abu Dzar, Jean Paul Sartre, Frantz Fenon, massignon dan Karl Marx. Oleh karena itu, Syariati sering dikatakan banyak wajah, yang pada gilirannya membuat orang keliru memahaminya. Ali Syariati dalam kepribadiannya memiliki tiga karakter yang berbeda. Pertama, Ali Syariati seorang sosiolog yang tertarik pada dialektika antara teori dan praktik; antara ide dengan kekuatan-kekuatan sosial; antara kesadaran dan eksistensi kemanusiaan. Kedua, Ali Syariati seora...