Jika kau disini, engkau akan paham, atau sedikit mengerti apa yang kulakukan. Sudah ku jelaskan semuanya padamu. Saya tak melanggar janji kita. Dan yang saya lakukan adalah mencicil sedikit demi sedikit agar janji kita terwujud.
Saya sangat sadar dengan apa yang ku lakukan. Bukan, bukan karna saya mengikuti arus. Saya masih memiliki keyakinan, janji kita kan terwujud suatu saat nanti.
Ya, saya sadar dengan sesadar-sadarnya. Semuanya demi janji kita. Dan saya tidak berdusta.
Jalan memang tak selalu lurus, dan engkau harus pahami itu. Kadang ada aral yang merintang. Kita hidup tak sendiri! Dan kadang harus berbagi.
Sayang, sayang tak boleh egois. Saya, engkau dan mereka pun punya masa depan yang sama.
Namun jika rasa benci sudah menguasai, kebijaksanaan telah sirna dan tak ada lagi rasa percaya. Maka senantiasa salah lah saya di dihadapan mu. Dan akhirnya kita pula yang jatuh remuk redam.
Sayang, saya tidak membebek atau apalah apalah itu. Saya hanya mencicil agar janji kita dapat terwujud.
Jangan lah engkau umbar kemarahanmu. Jangan lah kau ajak yang lainnya turut menghakimi ku.
Dan marilah kita bicara. Mari besama kita wujudkan janji yang terucap. Hilangkan amarah dengan cinta, dengan cinta.
Comments
Post a Comment