TANAH PERUMAHAN PKI
Sebagai akibat dari adanja perang dunia kesatu dari 1914-1918, jang berpokok pangkal kepada persaingan-persaingan jang tadjam/meruntjing antara KAPITALIS/IMPERIALIS Djerman disatu pihak, terhadap kapitalis/imperialis INGGRIS-PERANTJIS disatu pihak untuk mempraktekkan dan memperluas lapangan ekonomi dan djadjahannja masing-masing, maka Kapitalis/Imperialis Eropah jang sudah lumpuh dan menghadapi djurang kebangkrutan masing-masing itu, dengan mudah sadja presiden Wilson sebagai wakil kapitalis-Imperialis-Amerika, datanglah sebagai djuru damai, sehingga terlaksanalah perdamian VERSAILLES pada djam 11 pagi tanggal 11 November 1918, sedang Wilson pun sudah sedia pula dengan bingkisan-bingkisannja jang terkenal dengan: DAWES-PLAN-nja sebagai mata rantai pertama Kapitalis/Imperialis Amerika jaitu untuk mengikat dan membangun kembali Kapitalisme Eropah jang sudah di tubir djurang kebangkrutannja, jang sudahlah dapat dipastikan pula ketika itu, bahwa kalau modal Amerika atau Dawes-Plan tidak tjepat-tjepat membangun Kapitalisme Djerman kembali, petjahnja Revolusi kaum BOLSJEWIK di Rusia jang sudah menang djaja itu akan segera meluas kedaerah Eropah, terutama di Djerman.
Kapitalisme di Eropah dibangun kembali ijalah Kapitalis Amerika dan langsung usaha itu untuk mengepung rapat, mengepung/menghantjurkan bersama-sama, Revolusi Rusia Oktober 1917 jang sudah menang dan djaja, berkahnja perdjuangan dan pengorbanan seluruh kehidupan LENIN untuk memenangkan Revolusi Proletar di Rusia, djuga njatanja menurut sedjarah Negara Sosialis, jang Komunis/Marxist-Leninist, Eropa jakni kaum Proletar, kaum Murba di Rusia, semendjak Revolusi Oktober 1917, terus-menerus sudah 40 (empat puluh) tahun sampai kini, dapat kesempatan luas, lantjar menegakkan Negara Rakjat Murba jang Sosialis-Komunistis sampai dunia kiamat.
Dengan adanja perdamaian VERSAILLES, maka memang mesti kita sama mengakui bahwa Kapitalis-Imperialis Eropah dan Amerika dapat mengadakan kesatuan jang kokoh buat kembali karena mereka sudah sama-sama insjaf, sadar ketika itu bahwa Revolusi Sosial jang dipimpin oleh kaum KOMUNIS akan segera meletus dan akan berobah bentuknja Negara-negara di Eropah mendjadi mendjadi Negara Proletar, mendjadi Negara Sosialis, seperti jang sudah dimenangkan/ditjapai oleh Lenin di Rusia.
Beruntun-runtunlah Partai Sosialis Demokrat di Eropah, berganti nama dengan PARTAI KOMUNIS DJERMAN, PARTAI KOMUNIS PERANTJIS, PARTAI KOMUNIS ITALIA dan sebagainja ialah sesudah ternjata bahwa Lenin sudah mengganti nama PARTAI BOLSJEWIK/PARTAI SOSIAL DEMOKRAT RUSIA dengan PARTAI KOMUNIS RUSIA.
Maka dengan sendirinja, semua orang semua organisasi/Partai Sosial Demokrat jang berada di tanah Djajahan pun, segeralah pula berganti nama dengan PARTAI KOMUNIS.
Di Indonesiapun segeralah pula menjusul kejadian-kejadian di Rusia dan Eropah jakni: ISDV (Indische Social Democrat Vereeniging) jang sudah didirikan oleh kaum Sosial Demokrat Belanda sedjak tahun 1914, oleh golongan-golongan Sneevliet, ijalah seperti Bergsma, Ir. Baars, Kordennoordt, dll, maka sudah mulai sedjak akhir tahun 1919; sudah dimulainjalah memperkatakan dengan saudara-saudara Semaun, Darsono, Tan Malaka, dll, supaja ISDV dibubarkan dan dibanti nama dengan PKI!
Sesungguhnja, ketika Tan Malaka baru sadja mengadjar di Sanembah Mij pada akhir tahun 1919, maka Tan Malaka sudah mengikuti diskusi-diskusi/pembitjaraan-pembitjaraan di Semarang itu, walaupun hanja dengan setjara surat-menjurat sadja.
Diantara usul dan pendapat jang diadjukan Tan Malaka kepada kawan-kawan di Semarang, ketika itu ijalah dengan melalui perantaraan seorang kawan Belanda pegawai tinggi di Padang; Tan Malaka mengusulkan supaja ISDV diganti sadja dengan nama: “PARTAI NASIONAL REVOLUSIONER INDONESIA”, dengan dasar pandangan-pandangan/pendapatnja ketika itu, bahwa djikalau langsung sadja memakai nama PARTAI KOMUNIS INDONESIA, dengan mudahnja akan dituduh, bahwa Partai Komunis itu adalah alatnja Rusia/alat asing semata sehingga taktis, mungkin merugikan kita; tetapi akhir-akhirnja hasil diskusi dan permusjawaratan di Semarang memutuskan, jakni melebur Indische Social Democrat Vereeniging dan diganti dengan PKI/Partai Komunis Indonesia, ijalah dengan menamai spelling/edjaan Indonesia jakni Party ditulis Partai, Comunis ditulis Komunis sadja, sehingga PKI kalau ditulis penuh adalah: PARTAI KOMUNIS INDONESIA.
Semendjak itu tertjatatlah dalam sedjarah Partai-Partai di Indonesia bahwa PKI (Partai Komunis Indonesia) dilantik, diresmikan kelahirannja pada 23 Mei 1920.
Dari itu apabila dikadji benar-benar, dibahas lebih mendalam maka kebangkitan SEMANGAT KOMUNISME DI INDONESIA bukanlah sadja 23 Mei 1920, tetapi sudah mulai sedjak lahirnja ISDV di Indonesia, ijalah pada tahun 1914.
Maka berdasarkan kepada pandangan sedjarah inilah pula makanja saja berani mengatakan disini bahwa ISDV/Indische Social Democrat Vereeniging itu adalah: TANAH PERUMAHAN PKI.
Tidak lama antara sesudahnja PKI didirikan, maka kawan-kawan di Semarang sudah memutuskan mengirim surat ke Medan, meminta Tan Malaka supaja segera meninggalkan pekerdjaanja sebagai guru di Sanembah Mij dan supaja dengan segera berpindah ke Semarang.
Sesungguhnja saudara Tan Malaka ada agak sedikit tertahan dan memang tak dapat memenuhi panggilan Semarang itu dengan segera, bukanlah disebabkan Tan Malaka tak ada keinginan/tak bersedia, tetapi hanja mundur selama tiga bula sadja, jakni sesudahnja semua hutang-hutang Tan Malaka di Eropah dan kepada Engku Fonds dapat dibajar, dilunasi semuanja.
Dari itulah makanja baru pada awal 1921 Tan Malaka meninggalkan/mengorbankan sumber hidupnja jang demikian besar di Sanembah Mij dan langsung memimpin PKI pendidikan Vak Bewegingen di Djawa.
Sudah djelas/terang benderang menurut sedjarahnja kelahiran PKI pada 23 Mei 1920 itu, bahwa nama-nama Alimin, Musso tak pernah disebut-sebut, apalagi didudukkan dalam staff pimpinan PKI jang pertama itu, karena sudah terang menurut kenjataan sedjarah jang sebenarnja, bahwa Alimin Musso bersama-sama dengan anggota SI (Sarekat Islam) afdeling B sebanjak tiga ratus orang lebih, dituduh merentjanakan dan akan mentjetuskan “PEMBERONTAKAN PERANG SABIL DI GARUT DI TJIMAREME, maka Alimin-Musso dengan 300 orang temannja/kawannja ditangkap dan diperdjarakan, sedang Hadji Hasan ditembak mati seldadu Belanda di Tjimareme, jakni djelaslah bahwa Alimin-Musso sudah berada masuk pendjara pada bulan December 1919 dan baharulah bebas keluar pendjara pada bulan December 1923.
Apakah intellek besar/pemimpin besar Mr. Ali Sastroamodjojo jang terhormat tidak membatja/mengetahui ini, sehingga ia berani menulis dan mendustai sedjarah, didalam sebuah madjalah: LIFE OF INDONESIA jang terbit di Djogjakarta tahun 1947 jang berbahasa Inggris, jang isinja menjatakan bahwa: Alimin dan Musso bersama-sama Semaun dan Darsonolah jang memimpin PKI sedjak tahun 1920?? Begitu pulalah sedjak MBAH Patriot Ki Hadjar Dewantara pun, pernah menulis pula seperti keterangan Mr. Ali Sastroadmidjojo tadi, tetapi didalam madjalah lain dan dalam bagian bahasa Indonesia jang ketika itu, 1946-1947, memang PKI Sardjono/Alimin-Amir Sjarifuddin sedang di puntjak kemegahannja, jang dari dari seluruh pendjuru, dengan lantjarnja meluntjurkan pukulan-pukulan berat terhadap pribadi Tan Malaka jang sudah dalam kerangkeng gelap-gulita, bahwa memang Tan Malaka pengatjau, penghianat besar, Trotskyst, dan penghianat Marxisme-Leninisme, Marxisme-Stalinisme, katanja!
Menurut kesan dihati saja ketika membatja keterangan-keterangan Ali Sastroamidjojo dan Ki Hadjar Dewantara, jang bertentangan dengan kebenaran sedjarah itu, seolah-olah Mr. Ali Sastroamidjojo dan Ki Hadjar Dewantara ketika itu, seolah-olah ikut memberikan sokongan besar kepada PKI untuk segera melenjapkan/mengikis namanja Tan Malaka supaja perdjuangan PARI/PARTAI REPUBLIK INDONESIA djangan sampai ikut terlukis/tertjantum didalam ILMU SEDJARAH PERDJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA. Saja ingin benar dan merasa penting/perlu pula mengutip dan mentjantumkan disini tulisan-tulisannja Ali dan Ki Hadjar Dewantara jang njatanja bertentangan dengan kenjataan sedjarah jang sebenar-benarnja; tetapi sajang sekali artikel-artikel Ali-Ki Hadjar Dewantara ini sudah ikut musnah, bersama-sama dengan arsip saja jang lainnja. Mudah-mudahan dibelakang hari dapat saja susulkan lagi.
Lain daripada saat itu, sajapun ingin benar dan sudah usaha pula mentjari Manifesto Komunis, jang disiarkan sedjak tahun 1920, ijalah supaja lampiran/tjantumkan disini; tetapi saja sekali, Manifesto Komunis 1920 itu sudah musnah/punah semuanja.
Sampai disini sadjalah komentar dan pembahasan saja sekitar pokok kata saja diatas jang berbunji “TANAH PERUMAHAN PKI”.
Sesungguhnja, saja ingin benar hendak melampirkan pula disini, sekitar kelahiran PKI Mei 1920 ini, sebuah buku karangan Tan Malaka jang diberi title: PARLEMEN ATAU SOVJET, tetapi amat sajang, buku Parlemen atau Sovjet inipun belumlah dapat saja mempunjai kembali.
Comments
Post a Comment