Keberadaan Omnibus Law telah memunculkan banyak protes dari kalangan masyarakat, terutama oleh buruh. Salah satu Federasi buruh yaitu Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) telah mengeluarkan pernyataan sikap MENOLAK OMNIBUS LAW.
Menurut Ketua Umum, Herman Abdurohman, keinginan pemerintah mengusulkan Omnibus Law, tidak lain adalah memfasilitasi kepentingan investasi masuk ke Indonesia.
Lebih lanjut, Herman Abdurohman menilai dalam pidato perayaan kemenangan pilpres, Jokowi menyebutkan bahwa akan melanjutkan program pembangunan infrastruktur dan akan membuang hambatan-hambatan investasi.
Dengan keinginan mengalirkan investasi sebesar-besarnya dan menjaga iklim investasi, kemudian berbagai kebijakan dilahirkan, namun sama sekali tidak memperhatikan keadaan rakyat yang terpapar dampak investasi secara real, tegas Herman Abdurohman.
Pemerintah dalam hal ini dengan sistematis berupaya menggalang kesadaran rakyat untuk menerima RUU Omnibus Law dengan cara pandang bahwa negara membutuhkan sebuah UU untuk memudahkan pembangunan Ekonomi.
Sebaliknya, Herman Abdurohman menganggap bahwa Omnibus Law akan menghadirkan penjajahan gaya baru yang sistematis. Omnibus Law akan merampas kedaulatan ekonomi dan politik serta menjadi ketergantungan pada nalar Pembangunan yang berlandaskan pada investasi.
Tommy Peden T., Sekjend Federasi Perjuangan Buruh Indonesia menyatakan dengan tegas bahwa Omnibus Law; "Pro investasi dan Anti Rakyat."
Kita bisa melihat hubungan cukup erat dari perjalanan upaya memaksakan kepentingan investasi di atas kepentingan rakyat merupakan sebuah kenyataan bahwa klas berpunya pemodal merupakan kolega dari kekuasaan pemerintahan yang menumbalkan klas tidak berpunya buruh, petani, dan rakyat kecil lainnya untuk dapat melanggengkan kekuasaan ekonomi dan politik di Indonesia. persekongkolan jahat ini jelas-jelas mengkhianati terhadap rakyat dan konstitusi UUD 1945, tegas Tommy Peden.
Dalam melawan Omnibus Law, Herman Abdurohman mengajak seluruh rakyat untuk sekuat-kuatnya menolak kebijakan yang akan berdampak besar kepada seluruh elemen rakyat dan masa depan generasi indonesia dengan menggelar PEMOGOKAN UMUM.
Pemogokan umum ini harus kita bangkitkan di tengah-tengah kehidupan sosial kita. Buruh Mogok di pabrik, Petani mogok mendistribusikan hasil pertanian, nelayan mogok memberikan tangkapannya, peternak mogok mengirimkan dagingnya, mahasiswa dan pelajar mogok di kampus/sekolah, pedagang kecil dan rakyat miskin mogok di lingkungannya. Pemogokan itu harus kita muarakan pada Rapat-rapat akbar, forum-forum demokrasi rakyat.
Pemogokan ini untuk memberikan pelajaran kepada pemerintah yang sering memandang sebelah mata rakyat yang dianggap tidak tahu apa-apa, bodoh, bahkan tidak berhak tahu soal dinamika negara ini, ucap Herman Abdurohman.
Comments
Post a Comment