Skip to main content

SURAT DARI SEORANG COMRADE KEPADA TAN MALAKA - SEMARANG 19 F EBRUARI 1923

Pengasingan anda mendapatkan reaksi yang keras. Semua surat yang datang disensor dengan ketat. Surat-surat dalam negeri diawasi dengan ketat. Tidak hanya itu, namun teman-teman seperjuangan pun sering menghindari pergerakan kita. 

Sejak kedatangan Comrade A.L saya dimanfaatkan untuk mengerjakan bagian administrasi, sedangkan sebagai bagian Redaksi Tetap Pekerja Kereta Api, saya tidak dizinkan menulis. Sehingga saya tidak mempunyai ruang untuk menulis sebuah artikel. 

Kursi kepemimpinan PKI juga tidak terisi. Comrade A.L menjadi diktator di banyak organisasi dan Ia berlaku semaunya. lsi dari SINAR HINDIA/SAREKAT ISLAM MERAH didikte. Situasi ini tidak mewakili pendapat saya atau khalayak seperti Budi dan sebagainya. 

Taktik Comrade A.L membuat kami tidak puas, Ia sudah tidak seperti dulu, semakin lama Ia semakin lemah. Yang berbahaya adalah, bahwa Ia mencegah semua anggota-anggota revolusioner dengan segala cara. Cara ini memperbanyak anggnta, tapi membuat para anggota Revolusioner meninggalkan Pergerakan. Setelah kedatangannya Ia langsung mengunjungi tiap sektor bagian, Sektor yang dipimpin oleh saya dan Comrade Abdul Rahman sering dikunjungi olehnya. 

Karena kelemahannya, ia diserang pada saat perayaan terbuka pertamanya. Begitu juga pada saat perkumpulan organisasi V.S.T.P/ Serikat Pekerja Kereta Api, ia diperingatkan oleh Budisutjitro. 

Pada saat itu, saya atas nama Serikat Postel dan Pergerakan Telegraf sedang dalam perjalanan untuk melakukan propaganda. Hal ini digunakan oleh Comrade A.L untuk berbicara dengan Serikat Pekerja Kereta Api di Batavia, Sukabumi, Bandung, Madiun, Nganjuk, Blitar dan Tjepes. Hal ini Ia lakukan untuk mengkonfrontasi mereka dengan propaganda Comrade A.L sendiri. 

Hal yang ia lakukan itu tidaklah sia-sia, karena kami melihat hasilnya. Di kongres V.S.T.P. saya secara terbuka mengatakan bahwa kami menolak untuk bekerjasama. Hasil dari kongres itu adalah bahwa saya sendiri yang menjadi pimpinannya. Dengan itu saya bebas untuk menuliskan bentuk-bentuk propaganda. Comrade Sugono adalah pimpinan dari Volharsing/organisasi kedua V.S.T.P. Dalam waktu singkat kami harus bisa sejauh mungkin memotong kekuatan Semaun selama itu tidak membahayakan organisasi. Saya bisa bekerjasama dengan Comrade Sugono sekarang untuk melakukan propaganda. Pada pemilihan selanjutnya Semaun memenangkan separuh dari para anggota dan separuh dari anggota oposisi, yang diakibatkan oleh pengaruh Semaun yang sangat kuat. 

Comrade A.L sebetulnya tahu posisinya dan apa yang bisa dilakukan jika berada di Semarang. Sayangnya tidak ada yang bisa ia lakukan. 

Untuk saat ini belum saatnya buat V.S.T.P untuk melakukan sebuah Aksi Pemogokan karena jiwa V.T.S.P dilemahkan oleh aksi propanganda Semaun. Namun itu bisa saja berubah seiring waktu. Dulu saya selalu dikontrol jika ingin berkorespondensi dengan anggota lain. Sekarang saya bebas bergerak, karena sudah memiliki rumah sendiri. 

Dalam Sarekat Islam, saya dan Budi kalah melawan Semaun, namun jiwa dari SI tetap melekat karena anak buahnya adalah anggota kami. Sinar Hindia bangkit kembali dibawah naungan Comrade Sukindar. Harapan Sukindar adalah agar Semaun di non~ aktifkan. Suara Rajat sulit untuk kembali karena Comrade Pattondo masih menjadi kekuatan mistik. Di Suara Rajat Semaun menjadi berkuasa, sementara nama kaum Revolusioner tidak 

pemah disebutkan, yang mengakibatkan Suara Ra'jat menjadi semakin lemah. Namun kaum Revolusioner terus berusaha agar propaganda bisa tejadi. Kami siap untuk kongres PKI yang selanjutnya. Sangat disayangkan bahwa Comrade Nengah dan Gondo masih berada dalam penjara, oleh karena kami juga tidak menginformasikan mereka. Darsono juga tidak kami informasikan karena ia dahulu memiliki hubungan erat dengan Semaun, namun kami yakin bahwa Darsono tidak akan tunduk pada Semaun. 

Kelemahan Semaun menjadi semakin jelas buat kami, Banyak koran yang menyanjungnya. Ia tidak seperti Sneevliet, Malaka/Bergma/Hammer/... Kami bukanlah anak kecil lagi dan dapat memahami arti sebuah bahasa. Dalam perkumpulan Sarekat Islam Semarang yang pertama Ia mengatakan bahwa masih memerlukan bantuan Belanda. Ia meminta bantuan pemerintah untuk mendirikan pabrik korek api. 

Saya tidak heran bahwa ia ketakutan. Namun Ia tidak perlu merasa takut terhadap gerakan Revolusi, baik yang tertulis ataupun tak tertulis. Jika ada surat dari PKI yang datang, maka ia akan mengantunginya. Dimana-mana ia merasa berkuasa dan bisa mendikte semua. Itulah yang membuat kami tidak merasa puas. 

Semaun tidak pernah melibatkan saya dalam hal pendanaan perekrutan untuk sekolah-sekolah Komunis. Perpindahan dan penerimaan tenaga pengajar, ia yang menentukan. Budi sangat tidak puas, begitu juga dengan pengajar-pengajar lainnya. 

Di Sarekat Islam, ia melakukan propaganda hanya untuk mencari simpati para kaum Nasionalis, dengan tujuan mendukung mereka-mereka yang tidak bekerja. Namun hal ini pun akan kita lawan. 

Ia tidak mengurus PKI. Hal-hal besar lainnya selain perihal Ternate tidak dianggap penting. Sementara anggota Sarekat Islam harus direkrut ke dalam PKI menurut Semaun. Namun hal ini akan kami sangkal. 

Kami tidak ingin adanya perpecahan. Namun yang kami amati adalah bahwa perubahan arah juga bisa berakibat buruk. Reaksi terhadap perintah dan penangkapan akan membuat menjadi berpikir. 

Di Bandung kami membuat sebuah koran baru bernama ‘MATAHARI’ yang juga mendapatkan persetujuan dari para anggota lainnya. Para redakturnya adalah Sanusi, Gunawan dan Subakat. Penting dari pembuatan koran ini adalah tetap menyebarluaskan propaganda, karena kami sudah tidak mempunyai pengaruh terhadap Suara Ra'jat. Selama bagian redaksi tidak mengalami pergantian, orang-orang baru dalam redaksi MATAHARI kami dukung penuh, karena mereka masih memiliki kekuatan yang baru. 

Sepertinya Semaun masih terlalu Nasionalis. Datangnya Darsono merupakan suatu keberuntungan, karena ia bisa mengamati Pergerakan kami. 

Sampai saat ini kami meminta dukungan Anda dalam pergerakan kami. Dalam waktu satu atau dua bulan saya akan mengirimkan sebuah bantuan. (SUBIDIO). 

Sudut pandang Subidio ada benarnya. Ia merupakan orang yang diawasi oleh pihak oposisi sehingga Semaun kembali diminta untuk kembali keposisinya yang dulu. Bentuk propaganda Semaun diawal adalah Nasionalis dan Reformis. Ini harus dilihat dengan hati-hati karena dalam sebuah koloni yang baru keseriusan dan ketidakseriusan merupakan hal yang berbahaya. Para pekerja tetap akan bergerak jika tidak menyukai pemimpinnya. Jika para pekerja melakukan Pergerakan dan melakukannya seperti terhadap Semaun, maka mereka akan kalah dan organisasi mereka akan rosak. Sarekat Pekerja Kereta Api melakukan sebuah pergerakan saat ini dan berkat para oposisi gerakan ini bisa berjalan dengan baik. Dan seperti yang kita ketahui para pemimpinnya akan ditangkap dan ditahan. Ini akan terus berlangsung sampai para penggerak mengakhirinya demi kebaikan para pemimpin mereka.  Tapi ini memerlukan pengetahuan di bidang Revolusi dan Propaganda agar bisa dilakukan. Ketika Semaun dan Subidio ditangkap maka para pekerja kereta api kembali bergerak, yang membuktikan bahwa Semaun mempunyai pengaruh yang kuat kepada para Pekerj a. 

Pembentukan Pergerakan secepat ini yang disebut “antusias bersama Pemimpin” bisa mengakibatkan adanya bahaya terhadap gerakan Revolusioner. 

Sejak 12 Mei telah ditangkap 10 pekerja kereta api karena mereka melakukan pergerakan mereka. Dari 8000 yang ikut bergerak, lebih dari separuhnya adalah ahli mesin. Oleh pemerintah mereka dianggap “pembangkang pemerintah” .

Diterbitkan oleh: RepublikBuku, Selangor -Malaysia 2019.

Comments

Popular posts from this blog

Paradigma Pemikiran Ali Syariati

Ali Syariati sebagai intelektual sekaligus ideolog Iran ternyata memiliki banyak paradigma dalam menyusun pemikirannya. Pemikiran Syariati cenderung mengarah eklektisisme, tidak mentah-mentah mengambil pemikiran tanpa melakukan seleksi secara kritis. Selama tinggal di Paris, Ali Syariati bertemu dengan banyak orang yang mempengaruhi persepsinya mengenai kehidupan dan cara pandang dunia: dari militan, filsuf, akademisi, artis, penyair, musisi dan bahkan penjaga toko. Dengan sikap eklektiknya mampu memahami Iman Ali, Imam Hussain, Abu Dzar, Jean Paul Sartre, Frantz Fenon, massignon dan Karl Marx. Oleh karena itu, Syariati sering dikatakan banyak wajah, yang pada gilirannya membuat orang keliru memahaminya. Ali Syariati dalam kepribadiannya memiliki tiga karakter yang berbeda. Pertama, Ali Syariati seorang sosiolog yang tertarik pada dialektika antara teori dan praktik; antara ide dengan kekuatan-kekuatan sosial; antara kesadaran dan eksistensi kemanusiaan. Kedua, Ali Syariati seora...